Kamis, 15 April 2010

TATA CARA PENULISAN SKRIPSI

. Kamis, 15 April 2010

Tata cara penulisan meliputi: Bahan dan ukuran, pengetikan, penomoran, daftar dan gambar, dan penulisan nama.

5.1 Bahan dan Ukuran
5.1.1 Naskah
Naskah dibuat di atas kertas HVS 80 gr/m2 (tidak boleh diketik bolak-balik) dan dijilid rapi.

5.1.2 Sampul
Sampul TA adalah soft cover. Tulisan yang tercetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada halaman judul.

5.1.3 Warna sampul
Warna sampul adalah coklat muda.

5.1.4 Ukuran
Ukuran naskah adalah: 21 cm x 28 cm (kuarto)

5.2 Pengetikan
5.2.1 Jenis huruf
a Naskah diketik dengan huruf times new roman ukuran 12.
b Huruf miring (italic) atau huruf khusus lain dapat dipakai hanya untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menandai istilah asing.
c Lambang, huruf Yunani, atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus ditulis dengan rapi memakai tinta hitam.

5.2.2 Bilangan dan satuan
a Bilangan diketik dengan angka Arab, kecuali pada permulaan kalimat.
b Bilangan desimal ditandai dengan koma (bukan titik), kecuali numerik hasil cetakan dari paket program komputasi. Jumlah bilangan di belakang koma harus sama untuk hasil pengukuran dari populasi atau sampel yang sama (hal ini untuk menandai tingkat akurasi atau ralat pengukuran).
c Satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa titik di belakangnya, kecuali pada akhir suatu kalimat. Penulisan nama satuan yang berasal dari nama orang, apabila tidak disingkat maka penulisan huruf pertama tidak boleh menggunakan huruf kapital.

5.2.3 Jarak baris
Jarak antara 2 baris dibuat 1,5 spasi, kecuali intisari atau abstract, kutipan langsung, judul tabel, judul gambar, keterangan gambar, dan daftar pustaka, yang diketik dengan jarak 1 spasi ke bawah. Persamaan-persamaan matematika diketik dengan jarak spasi sesuai kebutuhan dan harus proporsional.

5.2.4 Batas tepi
a. Tepi atas : 4 cm,
b. Tepi bawah : 3 cm,
c. Tepi kiri : 4 cm, dan
d. tepi kanan : 3 cm.

5.2.5 Pengisian ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh, artinya pengetikan harus dimulai dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan, dan jangan sampai ada ruangan yang terbuang, kecuali kalau akan memulai alinea baru, persamaan, tabel, gambar, subjudul atau hal-hal khusus.

5.2.6 Alinea baru
Alinea baru dimulai pada ketikan yang ke-6 dari batas tepi kiri.

5.2.7 Permulaan kalimat
Bilangan, lambang, atau persamaan matematik yang memulai suatu kalimat harus dieja, misalnya: Sembilan vektor gaya…

5.2.8 Judul, subjudul, anak subjudul, dan lain-lain
a Judul (bab), harus ditulis seluruhnya dengan huruf kapital, diketik dengan cetak tebal atau diberi garis bawah tanpa diakhiri dengan titik, diatur simetris, jarak dari tepi atas adalah 4 cm. Penomoran judul (bab) menggunakan angka Romawi kapital (I, II, III, dan seterusnya).
b Subjudul (subbab), ditulis rata kiri, semua kata dimulai dengan huruf kapital (kecuali kata hubung dan kata depan), diketik dengan cetak tebal atau diberi garis bawah tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah subjudul (subbab) dimulai dengan alinea baru. Penomoran subjudul (subbab) menggunakan angka Arab maksimal tiga bilangan.
c Anak subjudul (anak subbab), diketik dengan cetak tebal atau garis bawah, dimulai dari batas tepi kiri, hanya huruf pertama saja yang berupa huruf kapital, tanpa diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah anak subjudul (anak subbab) dimulai dengan alinea baru. Penomoran anak subjudul (anak subbab) menggunakan angka Arab (1, 2, 3, dan seterusnya).
d Subanak subjudul (subanak subbab), ditulis mulai dari ketikan yang ke-6 diikuti dengan titik dan semuanya diketik dengan huruf miring atau diberi garis bawah. Kalimat pertama yang menyusul kemudian, diketik terus ke belakangnya (arah ke kanan) dalam satu baris dengan subanak subjudul (subanak subbab). Subanak subjudul (subanak subbab) dapat juga ditulis langsung berupa kalimat (sebagai bagian dari kalimat), tetapi yang berfungsi sebagai subanak subjudul (subanak subbab) ditempatkan di awal kalimat dan diketik dengan huruf miring atau diberi garis bawah. Penomoran subanak subjudul (subanak subbab) menggunakan huruf Latin kecil (a, b, c, dan seterusnya).

5.2.9 Rincian ke bawah
Jika pada penulisan naskah terdapat rincian yang harus disusun ke bawah, pakailah nomor urut dengan angka atau huruf (numbering) sesuai dengan derajat rincian. Penggunaan tanda-tanda khusus (bullets) yang ditempatkan di depan rincian tidak diperbolehkan.

5.2.10 Letak simetris
Tabel, gambar, persamaan, judul (bab), dan subjudul (subbab) diletakkan simetris terhadap tepi kiri dan tepi kanan pengetikan.

5.3 Penomoran
5.3.1 Penomoran halaman
a Bagian awal skripsi, mulai dari halaman judul sampai ke intisari/abstract, diberi nomor halaman dengan menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya).
b Bagian utama dan bagian akhir skripsi, mulai dari pendahuluan (BAB I) sampai ke halaman terakhir (termasuk Lampiran) diberi nomor dengan menggunakan angka Arab (1,2,3, dan seterusnya).
c Nomor halaman ditempatkan 1,5 cm di sebelah kanan atas, kecuali kalau ada judul (bab) pada bagian atas halaman tersebut maka nomor halamannya ditempatkan di tengah bawah 1,5 cm dari tepi bawah.

5.3.2 Penomoran tabel dan gambar
Tabel dan gambar diberi nomor urut menggunakan angka Arab

5.3.3 Penomoran persamaan
Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, persamaan reaksi, atau lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam tanda kurung ( ) dan ditempatkan di dekat batas tepi kanan (right justify).

5.4 Tabel dan Gambar
5.4.1 Tabel
a Nomor tabel yang diikuti judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel tanpa diakhiri dengan titik.
b Tabel tidak boleh dipenggal. Kalau tabel melebihi 1 halaman maka pada halaman lanjutan tabel dicantumkan nomor tabel dan diberi kata (lanjutan) tanpa judul.
c Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antarkolom cukup tegas.
d Tabel yang melebihi lebar kertas sehingga dibuat memanjang kertas (landscape) maka bagian atas tabel harus diletakkan di sebelah kiri kertas.
e Tabel diketik simetris.
f Tabel yang lebih dari 2 halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan pada lampiran.

5.4.2 Gambar
a Bagan, grafik, peta, dan foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).
b Nomor gambar yang diikuti judul gambar ditempatkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri dengan titik.
c Gambar tidak boleh dipenggal.
d Gambar yang melebihi lebar kertas sehingga dibuat memanjang kertas (landscape) maka bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah kiri kertas.
e Letak gambar diatur agar simetris.
f Keterangan gambar ditempatkan di tempat-tempat yang lowong di dalam gambar dan tidak boleh ditempatkan di halaman lain.
g Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan interpolasi atau ekstrapolasi. Skala dan satuan pada grafik harus dibuat sejelas mungkin.
h Gambar yang berbentuk peta harus dibuat dengan memenuhi kaidah-kaidah pemetaan (kartografi). Reproduksi peta menggunakan fotokopi yang bisa mengubah skala hanya diijinkan apabila dalam peta terdapat skala batang. Apabila menggunakan peta dasar, harus disebutkan sumber dan tahun penerbitannya.

5.5 Bahasa
5.5.1 Bahasa yang dipakai
Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia yang baku (ada subyek dan predikat, ditambah dengan obyek dan keterangan).

5.5.2 Bentuk kalimat
Kalimat menggunakan bentuk pasif (tidak boleh menampilkan orang pertama dan orang kedua). Pada penyajian ucapan terimakasih pada prakata, saya diganti dengan penulis.

5.5.3 Istilah
a. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah diindonesiakan.
b. Penggunaan istilah asing harus diketik dengan huruf miring.

5.5.4 Hal-hal yang perlu diperhatikan
a Kata penghubung, misalnya sehingga dan sedangkan, tidak boleh digunakan sebagai awal kalimat.
b Kata depan, misalnya pada, jangan diletakkan di depan subyek agar tidak merusak susunan kalimat.
c Kata di mana dan dari, sebagai terjemahan where dan of dalam bahasa Inggris sebaiknya jangan dipakai karena bukan bentuk baku dalam bahasa Indonesia.
d Awalan ke dan di harus dibedakan dengan kata depan ke dan di.
e Pemenggalan kata agar disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar.
f Tanda baca harus digunakan dengan tepat, dan pengetikannya harus melekat tanpa spasi pada huruf awal atau huruf akhir kata yang dikenai tanda baca.

5.6 Penulisan Nama
Penulisan nama mencakup nama penulis yang diacu dalam uraian, daftar pustaka, nama yang lebih dari satu suku kata, nama dengan garis penghubung, nama yang diikuti dengan singkatan, dan derajat kesarjanaan.

5.6.1 Nama penulis yang diacu dalam uraian
Pengacuan nama penulis menggunakan nama akhir atau nama keluarga, kalau lebih dari 2 orang, hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan diikuti dengan dkk:
a Menurut Wangness (1975) ….
b Kuat medan antara 2 pelat sejajar (Halliday dan Resnick, 1986) adalah sebesar ……
c Identifikasi radionuklida alam di perairan Semarang dapat ditentukan secara spektrometri gamma (Sasongko dkk, 1996) ….
Keterangan :P enulis pada contoh (c) ada 4 orang, yaitu Sasongko, D.P., Subagyo, A., Sumedi, dan Hadiyarto, A.

5.6.2 Nama penulis dalam daftar pustaka
Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya (tidak boleh hanya penulis pertama ditambah dkk):
a Sasongko, D.P., Subagyo, A., Sumedi, Hadiyarto, A., 1996, ……
b Tidak boleh hanya: Sasongko, D.P. dkk.

5.6.3 Nama penulis lebih dari satu suku kata
Jika nama penulis lebih dari satu suku kata, cara penulisannya menggunakan nama akhir, nama keluarga atau nama utama, diikuti koma, singkatan nama-nama lainnya masing-masing diikuti titik:
a Albert Einstein ditulis: Einstein, A.
b Paul Albert Maurice Dirac ditulis: Dirac, P.A.M.
Catatan:
Untuk nama Indonesia (Jawa) yang tidak memiliki nama keluarga, karena belum ada pembakuan cara penulisan nama maka penulisannya mengikuti keinginan penulisnya dalam menuliskan namanya. Nasio Asmoro Hadi ditulis: Hadi, N.A., atau Asmorohadi, N., atau Nasio Asmoro Hadi, atau Nasio Asmorohadi.
Untuk nama akhir yang menggunakan awalan, dituliskan nama akhirnya dengan awalan tetapi penempatannya mengikuti huruf pertama nama akhir (bukan nama awalannya): van Bammelen, McNamara, deForest Jr., d’Onopko, di Caprio.

5.6.4 Nama dengan garis penghubung
Kalau nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di antara dua suku katanya, maka keduanya dianggap sebagai satu kesatuan: Dorodjatun Kuntjoro-Jakti ditulis Kuntjoro-Jakti, D.

5.6.5 Nama yang diikuti singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan tersebut menjadi satu dengan suku kata di depannya: Paul AM Dirac ditulis Dirac, P.A.M.

5.7 Catatan Kaki, Istilah Baru dan Kutipan
5.7.1 Catatan kaki
Kalau tidak perlu sekali, penggunaan catatan kaki sebaiknya dihindari.

5.7.2 Istilah baru
Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan asal konsisten. Pada penggunaan yang pertama kali perlu diberikan padanannya dalam bahasa asing (dalam kurung). Kalau istilah baru yang digunakan cukup banyak, sebaiknya dibuatkan daftar istilah di belakang. Contoh: pusa (momentum), pumpun (focus).

5.7.3 Kutipan
Kutipan ditulis dalam bahasa aslinya. Kalau lebih dari 3 baris, diketik 1 spasi dan kalau kurang dari 3 baris diketik 1,5 spasi. Kutipan diketik menjorok ke dalam. Tidak diterjemahkan tetapi boleh dibahas sesuai dengan kata-kata penulis.

5.7.4 Kata Arab
Transliterasi kata-kata Arab mengikuti SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan ddan Kebudayaan R.I.

5.7.5 Persamaan, skalar, dan vektor
Persamaan matematik ditulis miring, besaran skalar ditulis miring, besaran vektor ditulis tegak dan ditebalkan (bold). Contoh , dan seterusnya

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
{nama-blog-anda} is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Ramadhani | o-om.com